kursor

LOL - Rage Face Comics
Free Clock

Minggu, 27 April 2014

Kisah kesehatan mental berdasarkan teori Gordon Allport

Gordon Allport
Kepribadian yang matang Oleh Gordon Allport:
Saat ini teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. 
Berikut adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:
1.      Perluasan Perasaan Diri
ketika seseorang menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut "partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport, aktivitas yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas, orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran, dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2.      Relasi Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat (matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3.      Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis.
4.      Persepsi Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.
5.      Keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6.      Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.
7.      Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.

Kisah gadis kecil pemenang olimpiade renang Qian Hongyan

Qian Hongyan adalah gadis yang mengalami kecelakaan parah setelah sebuah tabrakan mobil pada tahun 2000. Saat itu ia masih berusia 3 tahun dan dokter mengatakan bahwa dengan terpaksa kedua kakinya harus diamputasi demi keselamatannya.
Keluarga Hongyan di Zhuangxia, China, bukanlah keluarga yang cukup mampu untuk membelikannya alat-alat modern untuk menyangga tubuhnya. Maka Hongyan, tak menyerah untuk tetap 'berjalan'. 
Kedua orangtuanya memberi Hongyan sebagian potongan bola basket agar ia bisa 'berjalan'. Gadis kecil itu juga menggunakan sepasang sikat untuk melindungi tangan yang berubah menjadi kakinya. Dengan kondisi seperti itulah Hongyan pergi ke sekolah dan ke tempat-tempat lainnya. 
Hongyan sempat menerima kaki palsu, namun ia tetap lebih sering menggunakan bola basket untuk berjalan. Kondisinya ini menyentuh banyak orang di dunia dan membuatnya disebut sebagai 'Basketball Girl'. Kecelakaan mungkin telah merenggut kakinya, namun tidak dengan semangatnya untuk mewujudkan mimpi. Hongyan adalah gadis kecil dengan ketekunan dan usaha yang besar serta mampu menginspirasi bahkan bagi orang-orang yang bertubuh sempurna. 
Impian Hongyan adalah menjadi seorang perenang di Paralympics London tahun 2012. Maka ia pun mulai mencoba mengikuti berbagai lomba renang bagi orang-orang yang mengalami cacat tubuh. Ia mengaku bahwa dirinya tergerak melihat para atlet renang berlomba-lomba dan berusaha keras dalam sebuah Olimpiade renang dunia. 
Meski begitu, pelatih renangnya tak yakin bahwa Hongyan akan masuk dalam olimpiade kelas dunia. Zhang, sang pelatih awalnya tak begitu memperhatikan Hongyan. Sampai akhirnya ia menyadari talenta yang dimiliki gadis tersebut dan tekadnya yang kuat dalam olahraga renang. 
"Aku tak yakin dia akan menjadi juara dunia. Meski begitu, dia adalah perenang yang menjanjikan dan kami ingin melatihnya agar dia memiliki semangat positif dalam hidup."
Qian Hongyan mungkin belum bisa membuktikan kiprahnya, namun semangatnya selama 13 tahun dengan kondisi yang kekurangan merupakan inspirasi yang bisa kita contoh. Bagaimana sebuah kekurangan tak perlu membatasi kita dalam meraih mimpi. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan.


Amalia Septiana 10512687
2PA03
Universitas Gunadarma


Rabu, 09 April 2014

Kesehatan Mental Gordon Allport



ORANG YANG MATANG - GORDON ALLPORT
Teori kepribadian dari Allport adalah psikologi individual. Allport menekankan pada keunikan individual. Ia yakin bahwa usaha untuk mendeskripsikan manusia dalam bentuk sifat yang umum, merampas keunikan individual mereka.
Orang yang sehat secara psikologis kebanyakan termotivasi oleh proses yang disadari, mempunyai perluasan atas rasa tentang diri, berhubungan dengan penuh kasih sayang dengan orang lain, menerima diri mereka apa adanya, mempunyai presepsi realistis mengenai dunia serta memiliki wawasan, humor, dan filosifi kehidupan yang menyeluruh.
PENDEKATAN ALLPORT TERHADAP KEPRIBADIAN
            Allport lebih optimistis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharusan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifatnya yang tampak bersumber pada masa kanak-kanaknya. Orangtuanya menekankan pentingnya kerja keras dan kesalehan. Semangat perikemanusiaan ditanamkan dalam keluarga mereka dan Allport yang muda itu didorong untuk mencari jawaban keagamaan terhadap pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah kehidupan. Pengalaman-pengalaman pribadinya ini kelak tercermin dalam pandangan-pandangan teoritisnya tentang kodrat kepribadian.
            Gambaran manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar – kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga.
            Orang-orang yang neurotis terikat dan terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat(matang) bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.  Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi. Allport lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itu kita dapat berkata bahwa sistem dari Allport hanya berorientasi pada kesehatan.

MOTIVASI KEPRIBADIAN YANG SEHAT
            Allport percaya bahwa masalah yang sangat penting bagi ahli-ahli psikologi yang mempelajari kepribadian ialah usaha untuk menerangkan motivasi. Allport berpendapat bahwa kepribadian yang sehat tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Menurut Allport, motif-motif seorang dewasa bukan perpanjangan atau perluasan motif-motif masa kanak-kanak. Motif-motif orang dewasa secara fungsional otonom terhadap masa kanak-kanak yakni motif-motif itu tidak tergantung pada keadaan-keadaan asli. Kita tidak didorong dari belakang oleh kekuatan-kekuatan pendorong dengan akar-akar pada masa lampau. Malahan kita didorong terlebih dahulu oleh rencana-rencana atau intensi-intensi kita untuk masa depan. Tujuan-tujuan ini mendorong kepribadian yang matang dan memberi petunjuk yang paling baik untuk memahami tingkah laku sekarang. Mungkin seseorang ditimpa oleh masalah-masalah dan konflik-konflik (dan bahkan kepribadian yang sehat tidak sama sekali bebas dari masalah-masalah), kepribadiannya dalam arti tertentu dapat menjadi utuh dengan mengintegrasikan semua seginya untuk mencapai tujuan-tujuan dan intensi-intensi. Orang-orang yang neurotis kekurangan maksud-maksud dan tujuan-tujuan jangka panjang dan kepribadian mereka terpotong-potong menjadi subsistem-subsistem yang tak berhubungan yang kekurangan suatu fokus sentral dan kekuatan pemersatu.
            Allport percaya bahwa model reduksi tegangan ini dalam kepribadian manusia hanya sebagian benar karena tidak menjelaskan sebagian terbesar dorongan dari orang yang sehat. Organisme manusia perlu mempertahankan suatu tingkat kepuasan tertentu dari dorongan-dorongan biologis terhadap makanan, air, seks, dan tidur. (Tentu kalau kita kekurangan makanan, tegangan yang ada di dalam diri kita harus direduksikan.) Akan tetapi Allport menunjukan bahwa orang yang sehat ingin lebih banyak daripada reduksi tegangan hidup. Mengutip apa yang dikatakan Allport: Sesudah pulang dari pekerjaan, seseorang lapar dan lelah serta membutuhkan makanan dan istirahat. Tetapi apabila orang itu telah diisi lagi dan dipulihkan, selanjutnya apa lagi? Apabila orang itu sehat, maka ia membutuhkan aktivitas baru dan mulai mengerjakan suatu kegemaran,membaca sebuah buku yang membangkitkan semangat, atau pergi keluar. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus menerus akan variasi, sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal-hal yang rutin dan mereka mencari-cari pengalaman-pengalaman baru. Mereka mengambil risiko, berspekulasi, dan menyelediki hal-hal baru. Semua aktivitas ini menghasilkan tegangan. Akan tetapi Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan risiko-risiko yang menimbulkan tegangan baru ini, manusia dapat bertumbuh. Allport percaya bahwa dorongan dari semua orang yang sehat adalah sama. Orang yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi dan misi masa depan dan visi itu (dengan tujuan-tujuannya yang khsusus) mempersatukan kepribadian dan membawa orang itu kepada tingkat-tingkat tegangan yang bertambah.
            Dalam pandangan Allport, kebahagiaan bukan merupakan suatu tujuan dalam dirinya sendiri. Tetapi kebahagiaan dapat merupakan hasil sampingan dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan. Kebahagiaan bukan suatu pertimbangan utama bagi orang yang sehat tetapi mungkin berlaku bagi orang yang memiliki aspirasi-aspirasi yang dikejarnya secara aktif. Sesungguhnya, Allport percaya bahwa mungkin kehidupan orang yang sehat suram dan penuh dengan rasa sakit dan sedih. Allport rupanya mengemukakan bahwa meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan terakhir tidak dapat dicapai. Misalnya, bagaimanapun juga berhasilnya penjelajah Amundsen dalam berbagai petualangannya, namun tujuan penjelajahannya tidak pernah dapat dipuaskan sepenuhnya. Sesudah setiap penemuan baru (pemuasan terhadap suatu subtujuan), dia segera mulai merencanakan tujuan yang berikutnya. Kehidupannya di arahkan (didorong) oleh seluruh tujuan untuk meneruskan penjelajahan, tetapi tujuan ini tidak pernah dapat dipuaskan sepenuhnya sejauh masih ada beberapa daerah lain yang belum dijelajah. Seperti kata pepatah “Semakin banyak anda mendapat, semakin banyak juga anda inginkan”. Jika kita tidak mempunyai tujuan akhir kita tidak akan memiliki lagi suatu kekuatan pendorong untuk mengarahkan kehidupan kita dan mengintegrasikan serta mempersatukan semua segi kepribadian kita. Kita harus mengembangkan suatu motif baru untuk menggantikan motif lama supaya kepribadian tetap sehat. Seperti harus menemukan minat-minat dan impian-impian baru.
            Teori Allport tentang dorongan dari kepribadian yang sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan” yang berpendapat bahwa orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau mencapai tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong untuk melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka. Dorongan (yang bersifat konstruktif) adalah sangat penting bagi orang-orang yang sehat secara psikologis. Orang-orang yang demikian mengejar secara aktif tujuan-tujuan, harapan, dan impian-impian, dan kehidupan mereka dibimbing oleh suatu perasaan akan maksud, dedikasi, dan komitmen. Pengejaran terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir, apabila suatu tujuan harus dibuang, maka suatu motif yang baru harus ceat dibentuk. Orang-orang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.


Diri” Dari orang yang sehat
Konsep diri (self) merupakan sutau bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian yang sehat. Baik kata maupun konsep tampaknya sederhana sampai kita mulai memeriksa bermacam-macam cara bagaimana ahli-ahli teori kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsinya.
Proprium
Proparium dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Proprium terdiri dari hal-hal atau proses-proses yang penting bagi pribadi, segi-segi yang menentukan seseorang sebagai yang unik. Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”.
Perkembangan proprium terdiri dari susunan dari tujuh tingkat “diri”.
1. “Diri” jasmaniah, perasaan tentang diri bukan merupakan bagian dari warisan keturunan kita. Bayi tidak dapat membedakan antara diri “saya” dan dunia sekitarnya. Semakin tumbuh dewasa ia akan merasakan perbedaan sesuatu yang ada “dalam saya”. Ketika bayi menyentuh, melihat, mendengar dirinya, orang-orang lain, dan benda-benda, perbedaan itu menjadi lebih jelas, kira-kira pada usia 15 bulan. Allport menyebutnya “jangkar abadi untuk kesadaran diri kita”.
2. Identitas-diri. Anak mulai sadar akan identitasnya yang berlangsung terus sebagai seorang yang terpisah. Anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan cermin dirinya hari ini adalah dirinya yang kemarin
3. Harga-diri. Hal ini menyangkut perasaan bangga dari anak sebagai suatu hasil belajar mengerjakan benda-benda atas usahanya sendiri. Perasaan ingin tahunya mulai berkembang dan lebih agresif pada usia 2 tahun. Kemudian sekitar usia 6-7 tahun harga diri mulai ditentukan oleh semangat bersaing dengan kawan-kawan sebayanya.
4. Perluasan diri (self extension). Mulai pada usia 4 tahun anak mulai menyadari orang-orang lain dan benda-benda dalam lingkungannya dan fakta bahwa beberapa diantaranya miliknya. Tak hanya benda-benda tapi nilai-nilai dan kepercayaan-kepercayaan.
5. Gambaran diri. Hal ini menunjukan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya. Gambaran ini berkembang dari interaksi antara anak an orang tua. Lewat pujian dan hukuman, anak belajar bahwa orang tuanya mengharapkan menampilkan perilaku-periaku tertentu.
6. Diri sebagai Perilaku Rasional. Setelah anak mulai sekolah tahapan ini mulai timbul. Aturan-aturan dan harapan-harapan baru dipelajari dari guru dan teman sekolah. Anakbelajar bahwa dia dapat memecahkan masalah dengan menggunakan proses logis and rasional.
7. Perjuangan Proprium (Propriate Striving). Tingkat terakhir ini timbul perjuangan proprium. Dari semua hal diatas, harapan-harapan orang itu mendorong kepribadian yang matang. “ Sasaran-saran yang menentukan” ini dalam pandangan Allport sangat penting untuk kepribadian yang sehat.
Perkembangan Kepribadian yang Sehat
Allport tidak menggambarkan perkembangan kepribadian menurut tingkat-tingkat yang jelas, seperti halnya dengan perkembangan diri. Kekurangan perhatian terhadap perkembangnan kepribadian ini adalah sesuai dengan kepercayaannya bahwa kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan datang seseorang daripada masa lampaunya.
Allport memperhatikan hubungan antara bayi dan ibunya, khususnya dengan banyaknya keamanan dan kasih sayang yang diberikan ibu terhadap anak. Apabila anak menerima keamanan dan kasih sayang yang cukup maka pertumbuhan psikologis positif terjadi sepanjang tingkat munculnya diri. Apabila tidak menerima cukup mak a anak akan agresif, suka menuntut, iri hati, egosentris, dan pertumbuhan psikologisnya berkurang.
Kriteria Kepribadian yang Matang
1. Perluasan Perasaan Diri
Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian diluar diri. Orang harus menjadi partisipanyang langsung dan penuh. Allort menamakan ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Aktivitas itu lebih berarti bagi anda daripada pendapatan yang diperoleh aktivitas itu memuaskan kebutuhan-kebutuhan lain juga.
2. Hubungan Diri yang Hangat Dengan Orang Lain.
Allport membedakan menjadi dua macam kehangatan yaitu, kapasitas keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehta psikologisnya mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman akrab. Cinta dari orang-orang sehta adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
3. Keamanan Emosiaonal
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas, kualitas utama adalah penerimaan diri. Keprtibadian-kepribadianyang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tersebut. Kualitas dari kemanan emoisaonal ialah apa yang disebut Allport “sabar terhdap kekecewaan”.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang lain atau situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasagka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-Keterampilan dan Tugas-Tugas
Allport mengemukakan bahwa ada kemungkinan orang-orang yang memiliki keterampilan menjadi neurotis. Akan tetapi tidak mungkin menemukan orang-orang yang sehat dan matang yang tidak mengarahkan keterampilan mereka pada pekerjaan mereka.
6. Pengenalan Diri
Pengenalan diri yang emadai menurut pemahaman tentang hubungan/ perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki sesorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” dan lebih kelihatan pada kepribadian yang sehat daripada yang neurotis.

Featured Games

Amalia Septiana © 2014 - Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com