Sejarah Articial Intelligence (AI)
Kecerdasan
buatan sering kerap diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku
seperti manusia. Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer
yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk
simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode
heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Menurut H. A.
Simon (1987), kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan
instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal
yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Menurut Rich
& Knight (1991), kecerdasan buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang
bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan
lebih baik oleh manusia.
Para ilmuwan
memiliki dua cara pandang yang berbeda tentang AI. Yang pertama adalah
memandang AI sebagai bidang ilmu yang hanya focus pada proses berpikir.
Sedangkan yang kedua adalah memandang AI sebagai bidang ilmu yang focus pada
tingkah laku. Cara pandang kedua memandang AI secara lebih luas karena suatu
tingkah laku selalu didahului dengan proses berpikir.
Definisi AI
yang paling tepat untuk saat ini adalah acting rationally dengan pendekatan
rational agent. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan
penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secaara rasional
berdasarkan hasil pemikiran tersebut.
Istilah AI pertama kali dikemukakan pada
tahun 1956 di Konferensi Darthmouth. Sejak saat itu, AI terus dikembangkan
sebab berbagai penelitian mengenai teori-teori dan prinsip-prinsipnya juga
terus berkembang. Meskipun istilah AI baru muncul tahun 1956, tetapi
teori-teori yan gmengarah ke AI sudah muncul sejak tahun 1941. Berikut
tahapan-tahapan sejarah perkembangan AI :
Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941 telah ditemukan alat
penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer
elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan
ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan
konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Hal ini sangat
merepotkan para programmer.
Pada tahun 1949, berhasil dibuat
komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk
memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan
program yang mengarah ke AI.
Masa Persiapan AI (1943 – 1956)
Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan
Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel
syaraf dalam otak, analisa formal tentang logika proposisi, dan teori komputasi
Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan di mana setiap
sel syaraf digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menunjukkan bahwa setiap
fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan bahwa semua hubungan
logis dapat diimplementasikan dengan struktur jaringan yang sederhana. Pada tahun
1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback.
Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari
perkembangan AI.
Pada tahun 1956, John McCarthy
meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya
melakukan penelitian dalam bidan Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran
intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth.
Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah
pemikira, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy
disebut sebagai Father of AI (Bapak AI).
Awal Perkembangan AI (1952 – 1969)
Pada tahun-tahun pertama
perkembangannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan kesuksesan Newell
dan Simon dengan ssebuah program yang disebut General Problem Solver. Program
ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi.
Pada tahun 1958, McCarthy di MIT AI Lab
Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaiyu LISP, yang
sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat
program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut,
dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester
dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry
Theorm Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan
aksioma-aksioma yang ada.
Pada tahun 1963, program yang dibuat
James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah
Kalkulus.
Pada tahun 1986, program analogi buatan
Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.
Perkembangan AI Melambat (1966 – 1974)
Perkembangan AI melambat disebabkan
adanya 3 kesulitan utama yang dihadapi AI, yaitu :
1
Program-program AI yang bermunculan
hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali pengetahuan
(knowledge) pada subjeknya. Programm-program AI berhasil hanya karena
manipulasi sederhana. Sebagai contoh adalah Weizenbaum’s ELIZA program (1965)
yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai topic, sebenarnya hanyalah
peminjaman manipulasi kalimat-kalimat yang diketikkan manusia.
2
Banyak masalah yang harus diselesaikan
oleh AI.
3
Ada beberapa batasan pada struktur dasar
yang digunakan untuk menghasilkan perilaku intelijensia.
Sistem Berbasis Pengetahuan (1969 – 1979)
Pengetahuan adalah kekuatan pendukung
AI. Hal ini dibuktikan dengan program yang dibuat oleh Ed Feingenbaum, Bruce
Buchanan dan Joshua Lederberg yang membuat program untuk memecahkan masalah
struktur molekul dari informasi yang didapatkan dari spectrometer massa.
Program ini dinamakan Dendral Programs yang berfokus pada segi pengetahuan
kimia. Dari segi diagnose medis juga sudah ada yang menemukannya, yaitu Sau
Amarel dalam proyek Computer in Biomedicine. Proyek ini diawali keinginan untuk
mendapatkan diagnose penyakit berdasarkan pengetahuan yang ada pada mekanisme
penyebab proses penyakit.
AI Menjadi Sebuah Industri (1980 – 1988)
Industrialisasi AI diawali dengan
ditemukannya system pakar yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi
system-sistem computer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital
Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982.
Pada tahun 1986, R1 telah berhasil
menghemat US$ 40 juta per tahun. Pada tahun 1988, kelompok AI di DEC
menjalankan 40 sistem pakar. Hampir semua perusahaan besar di USA mempunyai
divisi AI. Sehingga perusahaan yang sejak tahun 1982 hanya menghasilkan
beberapa juta US dolar per tahun meningkat menjadi 2 milyar US dolar per tahun
pada tahun 1988. Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan (1986
– sekarang)
Meskipun bidang ilmu computer menolak
jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku “Perceptrons” karangan
Minsky dan Papert, tetapi para ilmuwan masih mempelajari bidang ilmu tersebut
dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli fisika seperti Hopfield
(1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk menganalisa
sifat-sifat pentimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi,
David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model
jaringan syaraf tiruan pada memori.
Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok
riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation
Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu
computer dan psikologi.
Perkembangan AI Saat Ini
Dengan semakin pesatnya perkembangan
hardware dan software, berbagai produk AI telah berhasil dibangun dn digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, produk-produk tersebut dikelompokkan ke
dalam empat teknik yang ada di AI, yaitu searching, reasoning, planning, dan
learning.
Hubungan Artificial Intelligence dan
Kognisi Manusia
Artificial
intelligence adalah salah satu bagian ilmu
komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti
dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu
sistem informasi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan
kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem
tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini
dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah,
biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan
citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem
informasi yang berbasis komputer.
Artificial
intelligence merupakan suatu sistem yang
membuat mesin secerdas manusia. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada
sistem kognisi manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia bernalar,
mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil
keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini
dapat membuat suatu sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan
pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang
canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.
Sejarah Articial Intelligence (AI)
Kecerdasan
buatan sering kerap diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku
seperti manusia. Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer
yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk
simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode
heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Menurut H. A.
Simon (1987), kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan
instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal
yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Menurut Rich
& Knight (1991), kecerdasan buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang
bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan
lebih baik oleh manusia.
Para ilmuwan
memiliki dua cara pandang yang berbeda tentang AI. Yang pertama adalah
memandang AI sebagai bidang ilmu yang hanya focus pada proses berpikir.
Sedangkan yang kedua adalah memandang AI sebagai bidang ilmu yang focus pada
tingkah laku. Cara pandang kedua memandang AI secara lebih luas karena suatu
tingkah laku selalu didahului dengan proses berpikir.
Definisi AI
yang paling tepat untuk saat ini adalah acting rationally dengan pendekatan
rational agent. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan
penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secaara rasional
berdasarkan hasil pemikiran tersebut.
Istilah AI pertama kali dikemukakan pada
tahun 1956 di Konferensi Darthmouth. Sejak saat itu, AI terus dikembangkan
sebab berbagai penelitian mengenai teori-teori dan prinsip-prinsipnya juga
terus berkembang. Meskipun istilah AI baru muncul tahun 1956, tetapi
teori-teori yan gmengarah ke AI sudah muncul sejak tahun 1941. Berikut
tahapan-tahapan sejarah perkembangan AI :
Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941 telah ditemukan alat
penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer
elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan
ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan
konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Hal ini sangat
merepotkan para programmer.
Pada tahun 1949, berhasil dibuat
komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk
memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan
program yang mengarah ke AI.
Masa Persiapan AI (1943 – 1956)
Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan
Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel
syaraf dalam otak, analisa formal tentang logika proposisi, dan teori komputasi
Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan di mana setiap
sel syaraf digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menunjukkan bahwa setiap
fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan bahwa semua hubungan
logis dapat diimplementasikan dengan struktur jaringan yang sederhana. Pada tahun
1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback.
Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari
perkembangan AI.
Pada tahun 1956, John McCarthy
meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya
melakukan penelitian dalam bidan Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran
intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth.
Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah
pemikira, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy
disebut sebagai Father of AI (Bapak AI).
Awal Perkembangan AI (1952 – 1969)
Pada tahun-tahun pertama
perkembangannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan kesuksesan Newell
dan Simon dengan ssebuah program yang disebut General Problem Solver. Program
ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi.
Pada tahun 1958, McCarthy di MIT AI Lab
Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaiyu LISP, yang
sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat
program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut,
dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester
dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry
Theorm Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan
aksioma-aksioma yang ada.
Pada tahun 1963, program yang dibuat
James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah
Kalkulus.
Pada tahun 1986, program analogi buatan
Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.
Perkembangan AI Melambat (1966 – 1974)
Perkembangan AI melambat disebabkan
adanya 3 kesulitan utama yang dihadapi AI, yaitu :
1
Program-program AI yang bermunculan
hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali pengetahuan
(knowledge) pada subjeknya. Programm-program AI berhasil hanya karena
manipulasi sederhana. Sebagai contoh adalah Weizenbaum’s ELIZA program (1965)
yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai topic, sebenarnya hanyalah
peminjaman manipulasi kalimat-kalimat yang diketikkan manusia.
2
Banyak masalah yang harus diselesaikan
oleh AI.
3
Ada beberapa batasan pada struktur dasar
yang digunakan untuk menghasilkan perilaku intelijensia.
Sistem Berbasis Pengetahuan (1969 – 1979)
Pengetahuan adalah kekuatan pendukung
AI. Hal ini dibuktikan dengan program yang dibuat oleh Ed Feingenbaum, Bruce
Buchanan dan Joshua Lederberg yang membuat program untuk memecahkan masalah
struktur molekul dari informasi yang didapatkan dari spectrometer massa.
Program ini dinamakan Dendral Programs yang berfokus pada segi pengetahuan
kimia. Dari segi diagnose medis juga sudah ada yang menemukannya, yaitu Sau
Amarel dalam proyek Computer in Biomedicine. Proyek ini diawali keinginan untuk
mendapatkan diagnose penyakit berdasarkan pengetahuan yang ada pada mekanisme
penyebab proses penyakit.
AI Menjadi Sebuah Industri (1980 – 1988)
Industrialisasi AI diawali dengan
ditemukannya system pakar yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi
system-sistem computer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital
Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982.
Pada tahun 1986, R1 telah berhasil
menghemat US$ 40 juta per tahun. Pada tahun 1988, kelompok AI di DEC
menjalankan 40 sistem pakar. Hampir semua perusahaan besar di USA mempunyai
divisi AI. Sehingga perusahaan yang sejak tahun 1982 hanya menghasilkan
beberapa juta US dolar per tahun meningkat menjadi 2 milyar US dolar per tahun
pada tahun 1988. Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan (1986
– sekarang)
Meskipun bidang ilmu computer menolak
jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku “Perceptrons” karangan
Minsky dan Papert, tetapi para ilmuwan masih mempelajari bidang ilmu tersebut
dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli fisika seperti Hopfield
(1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk menganalisa
sifat-sifat pentimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi,
David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model
jaringan syaraf tiruan pada memori.
Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok
riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation
Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu
computer dan psikologi.
Perkembangan AI Saat Ini
Dengan semakin pesatnya perkembangan
hardware dan software, berbagai produk AI telah berhasil dibangun dn digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, produk-produk tersebut dikelompokkan ke
dalam empat teknik yang ada di AI, yaitu searching, reasoning, planning, dan
learning.
Hubungan Artificial Intelligence dan
Kognisi Manusia
Artificial
intelligence adalah salah satu bagian ilmu
komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti
dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu
sistem informasi yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan
kecerdasan manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem
tersebut memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini
dikembangkan untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah,
biasanya diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan
citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem
informasi yang berbasis komputer.
Artificial
intelligence merupakan suatu sistem yang
membuat mesin secerdas manusia. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada
sistem kognisi manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia bernalar,
mengenali suatu stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil
keputusan serta merespon dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini
dapat membuat suatu sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan
pekerjaan-pekerjaan manusia dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang
canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia dikehidupan nyata.
SUMBER DATA:
Kusumadewi, S. (2003). Artificial
Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta
Graha Ilmu.
Russel, S and Norvigm P : Artificial
Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall, Second Edition.
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori dan
aplikasi. Andi: Yogyakarta. Pertemuan 1. Pengantar kecerdasan buatan.
Solso R.L, Machlin O.H & Machlin
M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan :
Rahardanto M. & Batuadji K. Jakarta : Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar