- Kaitan
kecerdasan buatan dengan Sistem Pakar (Expert
System)
Sistem pakar mulai dikembangkan
pada pertengahan tahun 1960-an oleh Artificial Intelligence Corporation.
Periode penelitian artificial intelligence ini di dominasi oleh suatu keyakinan
bahwa nalar yang digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi
pakar atau bahkan manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose
Problem- Solver (GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan oleh
Allen Newel, John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon dari Logic
Theorist merupakan sebuah percobaan untuk menciptakan mesin cerdas. GPS sendiri
merupakan sebuah precedessor menuju Expert Sistem (ES) atau yang sekarang kita
sebut dengan Sistem Pakar. GPS berusaha untuk menyusun langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.[4]
Pada dasarnya sistem pakar merupakan cabang dari
kecerdasan buatan, yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam
komputer dan meyimpan pengetahuan di dalam komputer sehingga memungkinkan user
dapat berkonsultasi layaknya dengan pakar manusia. Di dalam kecerdasan buatan
ada 2 bagian utama yag dibutuhkan yaitu Knowledgebase dan Inference Engine.
Lingkup utama dalam kecerdasan buatan salah satunya adalah system pakar.
Didalam system pakar sendiri terdapat 3 bagian utama, yaitu Knowledgebase dan
Working Memory yang diolah dalam Inference Engine sehingga menghasilkan suatu
pemecahan atas suatu masalah.
- Persamaan
dan Perbedaan antar System Pakar dengan Kecerdasan Buatan
Persamaannya adalah sama-sama
mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
suatupenyelesaianmasalah.
Sedangkanperbedaannya:
Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.
Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.
Al merupakan proses di mana
peralatan mekanik dapat melaksanakan kejadian-kejadian dengan menggunakan
pemikiran atau kecerdasan seperti manusia.Kecerdasan buatan didefinisikan
sebagai kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu intensitas buatan, sistem
seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan kedalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan,
seperti yang dapat dilakukan manusia.
Beberapa macam bidang yang
menggunakan kecerdasan buatan, antara lain sistem pakar, permainan komputer
(games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan, dan robotika. banyak hal yang
kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk informatika relatif
tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan,
menyelesaikan persamaan integral, membuat permaianan catur atau Backgammon.
Kecerdasan buatan sering kerap
diidentikkan dengan kemampuan robot yang dapat berperilaku seperti manusia.
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam
merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol
daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau
dengan berdasarkan sejumlah aturan.
Menurut H. A. Simon (1987),
kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi
yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam
pandangan manusia adalah cerdas.
Menurut Rich & Knight (1991), kecerdasan buatan
(AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan
hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
1
Pendekatan Ilmiah ( A Scientific Approach)
Pendekatan dasar ilmiah
timbul sebelum invansi ke komputer, ini tidak sama dengan kasus mesin uap.
Pendekatan ilmiah melihat batas sementara dari komputer, dan dapat diatasi
dengan perkembangan teknologi lanjutan. Mereka tidak mengakibatkan
tingkatan pada konsep.
2
Pendekatan Teknik ( An Engineering Approach)
Usaha untuk menghindari
definisi AI, tetapi ingin mengatasi atau memecahkan persoalan-persoalan dunia
nyata (real world problem). Jadi, kesimpulannya AI merupakan
proses di mana peralatan mekanik dapat melaksanakan kejadian-kejadian dengan
menggunakan pemikiran atau kecerdasan seperti manusia.
Aplikasi Eliza, Parry Dan Nettalk
Eliza, Parry dan Nettalk adalah
beberapa contoh darichatterbot. Chatterbot merupakan sebuah program
komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual dengan satu
atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbotdikategorikan
sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang
dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal,
atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai
suatu jenis agen percakapan (conversational agent).
1. ELIZA
Program
yang dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat
mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap
dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru
pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, ELIZA
berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah
penggunanya. Kunci metode operasional ELIZA melibatkan rekognisi dari isyarat
kata-kata atau kalimat input, dan output berupa tanggapan yang telah
dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara
sehingga tampak bermakna.
2. PARRY
Parry
dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas
Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental
paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku
schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan
(penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan netral). Ini
juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program
lanjutan dari ELIZA.
3. NETTALK
Connectionism adalah gerakan dalam
ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan intelektual manusia
menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai “jaringan syaraf” atau
“jaring syaraf”). jaringan syaraf disederhanakan model otak terdiri dari
sejumlah besar unit (young analog neuron) bersama-sama dengan bobot yang
mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini berat efek dari sinaps yang
menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam ini telah
menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti pengenalan wajah,
membaca, dan deteksi struktur gramatikal sederhana.
Connectionists telah
membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan kekuatan jaringan saraf
untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Berikut adalah tiga percobaan terkenal
yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa JST model yang baik
dari kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik dari upaya tersebut
adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks
bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk NETtalk adalah basis
data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah dengan output yang
sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan
synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian, bersih
suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu adalah berbahasa
Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang menyerupai kata dalam
bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan pekerjaan yang cukup
baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini generalizes cukup
baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
Sumber :
Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori
dan aplikasi. Andi: Yogyakarta. Pertemuan 1. Pengantar kecerdasan buatan.
Kusumadewi,
S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Nurhayati, O.
D. (2008). Konsep Interaksi Manusia dan Komputer. Diponogoro:
Studi Sistem Komputer.
Russel, S and Norvigm P : Artificial
Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall, Second Edition.
Solso R.L, Machlin O.H & Machlin M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan : Rahardanto M. &
Batuadji K. Jakarta : Erlangga.
Turban,
E. (2001). Decision Support and Expert System and Management
Support System. Newyork: Prentice-Hall.
0 komentar:
Posting Komentar