A Resume
Virus Pornografi
Perkembangan teknologi informasi yang paling
nyata terasa memudahkan proses transfer informasi adalah internet. Jika dahulu
kita harus menunggu berhari-hari untuk mengirimkan sebuah pesan melalui jalur
pos, saat ini cukup dalam hitungan detik dan hanya dengan sekali klik saja.
Internet merupakan terobosan yang luar biasa dalam sejarah hidup manusia.
Sebuah kemudahan yang membuat ritme kehidupan menjadi serba cepat. Sebuah
inovasi yang merubah kehidupan bukan hanya dari sisi ‘kecepatan’ saja tetapi
juga berdampak pada pola interaksi manusia.
Dampak lain dari internet adalah tidak
terkontrolnya informasi yang bisa diterima siapa saja. Siapapun yang bisa
mengakses internet maka akan memiliki peluang untuk ‘dicemari’ oleh informasi
yang tidak seharusnya. Tidak ada yang bisa mengontrol konten apa saja yang
diunggah ke internet. Tidak ada pula yang bisa mengontrol siapa yang boleh atau
tidak boleh membuka internet. Belum ada komputer yang bisa mengidentifikasi
penggunanya berdasarkan usia lalu senantiasa memblok situs-situs dewasa agar ia
tidak bisa mengaksesnya. Meskipun orang tua menetapkan aturan, dalam
waktu-waktu dimana anak tidak sedang dalam pengawasan, tidak ada yang bisa
memastikan apa yang bisa ia dapat dari internet.
Inilah asal-muasalnya kecanduan pornografi
pada remaja. Secara mengejutkan dipaparkan bahwa hampir 70% remaja di Indonesia
sudah pernah mengakses pornografi baik melalui internet maupun media lainnya
(majalah, DVD). Data yang dikumpulkan dari anak usia 12-17 tahun itu cukup
membuat peserta terkaget-kaget. Jadi dapat dikatakan hampir semua anak dari
peserta yang hadir sudah pernah mengakses pornografi. Data lain yang cukup
mengejutkan adalah bahwa Indonesia merupakan uploader terbesar video porno anak
di bawah umur! Bayangkan, di sebuah website yang menjadi pool dari video-video
tersebut terpampang ribuan anak SMP, mengenakan seragam, sedang melakukan
hubungan seksual. Lokasinya pun bervariasi. Ada yang melakukannya di kamar
hotel, di mobil temannya, di tangga sekolah, dan semuanya direkam oleh teman
sebayanya. Lalu ada pula anak SMP yang berhubungan seks dengan supir
jemputannya, dengan lelaki paruh baya, sesama jenis, bahkan dengan binatang.
Sangat mengejutkan memang, tapi itulah kenyataannya. Website ini pun diakses
oleh jutaan pengguna di seluruh dunia.
Fakta Pornografi
Pornografi sering diterjemahkan sebagai
gambar-gambar vulgar, video seks, atau perilaku yang sifatnya menyentuh bagian
tubuh tertentu. Makna sebenarnya dari pornografi bukanlah demikian. Foto,
video, dan perilaku itu hanyalah media pornografi sementara yang menjadi adiksi
dari pornografi itu sendiri adalah sensasi yang dihadirkan oleh media-media
tersebut. Bukan gambar wanita telanjang yang menjadi masalah, tetapi rasa yang
dihadirkan ketika melihat gambar tersebut. Sama halnya dengan kokain. Pecandu
kokain tidak memuja kokain karena ia adalah serbuk putih yang cantik dan indah,
tetapi karena rasa yang bisa dihadirkan oleh serbuk putih tersebut.
Pornografi
adalah imajinasi. Semua yang terlihat di media pornografi adalah hasil rekayasa
dan dibuat sedemikian rupa sehingga membangkitkan gairah yang tidak bisa
ditolak atau dilawan. Ada kasus, seorang suami yang kecanduan pornografi
padahal istrinya sangat cantik dan bertubuh indah. Yang menjadi masalah
bukanlah ia merasa istrinya kurang cantik tapi karena tuntutan dopamine yang
menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar istri yang cantik. Banyak wanita
berpikir jika pasangannya melihat pornografi maka ia merasa dikhianati.
Suaminya tidak memuja wanita dalam media pornografi yang ia lihat, tapi ia
menikmati sensasi yang hadir karenanya. Hal ini perlu dipahami untuk mengerti
lebih jauh tentang adiksi terhadap pornografi
Mengenali Adiksi Pornografi
Di negara yang menganut agama cukup kuat atau
pada dunia anak dimana masih ada rasa takut yang cukup tinggi ketika mereka
melanggar hal-hal yang sebenarnya tidak boleh mereka lakukan, pornografi
merupakan sesuatu yang salah dan harus disembunyikan. Ketika mereka melihat
pornografi sekali saja, mereka tentu tidak ingin mengatakan hal tersebut pada
orang tua mereka. Apalagi ketika mereka telah kecanduan. Dengan dasar ini kita
bisa merumuskan sejumlah tanda-tanda kecanduan pornografi sebagai berikut.
- Menarik diri dari pergaulan.Karena rasa bersalah atau malu, anak yang kecanduan pornografi akan lebih menarik diri dari pergaulan. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dan sangat sensitif tentang privasi mereka. Sikap ini dapat berwujud dalam tindakan tidak mengizinkan siapapun masuk ke kamar mereka atau berlama-lama di dalamnya.
- Cara mereka melihat wanita / lawan jenis.Ketika memandang wanita mereka akan lebih terfokus pada anggota tubuhnya. Memang agak sulit melihat gejala ini, akan tetapi jika diperhatikan baik-baik maka perilaku seperti ini dapat dikenali.
- DepresiAdiksi ini menyiksa mereka. Mereka pun akan lelah karena harus terus menutupi kebiasaan yang mereka nilai buruk ini. Dengan demikian mereka akan lebih mudah tersinggung dan marah, tidak suka ditanya soal dirinya dan sering tidak mau diganggu. Mereka pun akan lebih menyendiri dan memiliki kepercayaan diri yang menurun, serta menjadi pemurung.
- Cara berbicara yang menggunakan kata-kata tidak senonoh.Bisa juga dengan memperhatikan cara mereka berbicara dengan teman-temannya. Apakah menggunakan kata-kata yang sifatnya seksual dan seberapa sering mereka menggunakannya. Ini bisa menjadi indikator.
- Memeriksa history alamat situs komputer Anda.Cara ini untuk mencari tahu seberapa jauh akses anak terhadap pornografi.
- Memeriksa SMS.Seringkali anak yang kecanduan ber-SMS dengan teman-temannya dengan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh atau mengarah pada seksualitas.
- Bertanya.Cara yang paling baik menurut Mr. Hyde adalah hanya dengan menanyakan kepada anak. Bukan dalam suasana yang menghakimi tapi dalam sebuah obrolan hangat. Tanyakan seberapa kenalkah anak dengan pornografi dan jangan lantas marah. Mereka bisa jadi dikenalkan dan bukan mencari pornografi sendiri. Beritahu dengan baik dan penuh kasih sayang mengenai mengapa mereka tidak boleh mengakses pornografi. Hal ini akan membangun kepercayaan anak pada kita dan memperkuat hubungan orang tua dan anak.
- Cara mengatasi
Penerimaan merupakan kunci yang paling awal.
Orang tua harus membenahi persepsi mereka tentang adiksi dan jangan serta-merta
melihatnya hanya sebagai sebuah kesalahan, sebuah dosa, sebuah hal yang
menjijikkan. Persepsi dan sikap yang harus menjadi landasan awal adalah bahwa
anak perlu pertolongan dan mereka hampir putus asa menolong dirinya sendiri.
Mr. Hyde mengatakan bahwa tidak ada orang yang membenci adiksi selain orang
yang kecanduan itu sendiri. Anak yang kecanduan pornografi benci akan kencanduannya
dan sangat ingin keluar darinya. Ia tersiksa diperbudak oleh adiksi dan
merasakan kehampaan dalam hidup. Mereka depresi dan tanpa pertolongan, mereka
bisa mengambil keputusan yang salah.
Hal sederhana yang dapat dilakukan orang tua
untuk mencegah adiksi pornografi adalah dengan menunjukan ekspresi cinta dan
kasih sayang antara satu sama lain di depan anak-anak. Bukan melakukan kegiatan
seksual di depan anak, tapi menunjukan cinta dalam kata-kata, ketika berbicara
dengan suami atau istri, saling tersenyum, mengecup dahi, dan mengatakan betapa
sebagai pasangan mereka saling mencintai. Ini akan membangun sebuah nilai di
benak anak mengenai hubungan yang benar antara 2 orang manusia. Mereka akan
menginginkan hal itu dan akan merasa jijik ketika melihat aksi pornografi yang
sifatnya seperti ‘binatang’.
0 komentar:
Posting Komentar